Lokakarya Literasi Digital: Jaga Jejak Digitalmu, Jaga Masa Depanmu!
Martapura, 22 Mei 2025 – Pada hari Kamis, suasana Aula Demang Lehman Martapura dipenuhi semangat belajar dalam kegiatan Lokakarya Literasi Digital. Acara ini mengangkat tema “Jaga Jejak Digitalmu: Privasi, Etika, dan Tanggung Jawab di Dunia Maya.” Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, termasuk BEM STIT Darul Hijrah Martapura.
Tujuan utama lokakarya ini adalah mengajak peserta agar lebih bijak dan bertanggung jawab saat menggunakan internet dan media sosial. Selain itu, acara ini juga memberi wawasan tentang pentingnya menjaga jejak digital agar tidak merugikan diri sendiri di masa depan.
Peran Literasi Digital dalam Mencegah Brain Rot : Ketika Pikiran Mulai Tumpul karena Distraksi
Pada sesi pertama, peserta diperkenalkan dengan istilah “Brain Rot” atau pembusukan otak, yang menggambarkan kondisi kemunduran mental akibat terlalu banyak gangguan digital. Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 1845 dan kini kembali relevan di tengah maraknya penggunaan internet dan media sosial.
Lalu, bagaimana cara mencegahnya?
Beberapa solusi yang dibahas adalah:
-
Wisata literasi: Membaca buku atau konten edukatif untuk menyeimbangkan konsumsi informasi.
-
Kolaborasi lintas generasi: Mengadakan kegiatan bersama antara generasi muda dan tua, seperti dalam program QAS (Quality Assurance Session).
-
Kampanye dan sosialisasi: Mengedukasi masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya menjaga kualitas informasi.
Selain itu, dijelaskan pula dua bagan penting:
-
Piramida Pengetahuan: Mulai dari data → informasi → pengetahuan → kebijaksanaan.
-
Piramida Keahlian: Dimulai dari keterampilan dasar → kompetensi → menjadi ahli.
Jejak Digital: Tinggal di Internet, Bertahan Selamanya
Selanjutnya, peserta diajak memahami apa itu jejak digital. Setiap kali kita menggunakan internet—baik menulis komentar, membagikan foto, atau sekadar mengetik di kolom pencarian—kita meninggalkan jejak yang bisa disimpan dan dilacak.
Jejak digital terbagi menjadi dua:
-
Aktif: Seperti postingan, komentar, dan likes.
-
Pasif: Seperti lokasi atau riwayat pencarian yang terekam otomatis.
Apa dampaknya?
-
Positif: Bisa meningkatkan citra diri (personal branding), menambah portofolio, dan membuka peluang profesional.
-
Namun, dampak negatifnya juga besar, antara lain:
-
Reputasi rusak atau kehilangan kesempatan
-
Dikenai sanksi hukum
-
Menjadi korban perundungan
-
Privasi terganggu
-
Sulit menghapus jejak digital
-
Menyebabkan gangguan emosional
-
Etika Digital: Bijak di Dunia Maya
Di akhir sesi, peserta diajak untuk menjaga etika digital. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan antara lain:
-
Saring sebelum sharing
-
Menjaga kesopanan dan kesantunan
-
Menghargai privasi orang lain
-
Menjaga keamanan saat berselancar di internet
Peran mahasiswa juga tidak kalah penting, yaitu:
-
Melaporkan penyimpangan yang terjadi secara online
-
Mendukung korban kekerasan digital
-
Mengedukasi keluarga, teman, dan lingkungan sekitar tentang literasi digital
Kesimpulan: Menjadi Pengguna Digital yang Cerdas dan Bertanggung Jawab
Melalui lokakarya ini, peserta diingatkan bahwa dunia maya adalah ruang yang nyata, tempat kita harus tetap menjaga sikap dan tanggung jawab. Dengan pemahaman yang baik tentang etika, privasi, dan dampak digital, diharapkan peserta bisa menjadi agen perubahan menuju masyarakat digital yang lebih sehat dan cerdas.